| 
  • If you are citizen of an European Union member nation, you may not use this service unless you are at least 16 years old.

  • You already know Dokkio is an AI-powered assistant to organize & manage your digital files & messages. Very soon, Dokkio will support Outlook as well as One Drive. Check it out today!

View
 

FrontPage

Page history last edited by pbworks 10 years, 9 months ago

ijinkan saya menulis mengenai kata kata indah. mengukir ombak yang menyeruak menepi menggulung ombak dipantai. menyapu bersih bulir pasir putih sampai menepi ke sudut. mengungkap tabir sajadah cinta yang sudah lama tertutup oleh debu.

sajadah yang belum digunakan oleh sang imam untuk berujud pada-nya. merangkai kata menyelubuk arti terpendam. lahar merapi yang siap dimutahkan sampai kelereng yang menyapubersih semua yang ada.

dik, gelisah selamanya merasuk kerelung hati terdalam. mengoyak-ngoyak harapan yang tidak terperikan. rindu purnama menusuk-nusuk. getar-getar simfoni berjibaku kerelung-relung gelap disetiap jengkal sanubari.

tidak tahu dari tempat mana madu ini datang. lebah yang mengantar benang sari keputik. membuahkan setitik hijau yang elok di mata. cuma meninggalkan pedi perih yang tidak barangkali dihapus oleh hujan satuhari.

barangkali memanglah pantun tak akan jadi kebiasaan yang terlampau memperoleh area di penduduk. walau sesungguhnya pantun jadi sisi utuh dari sastra. justru puisi-puisi terlepas dengan beragam wujud di luar pantun lebih tren serta memperoleh area lebih di beragam media, baik mainstream ataupun online.

tak perlu prihatin, dikarenakan memanglah sastra didalam apa pun genrenya tidak dulu diperintahkan tuhan untuk terus dipelihara. namun, tak tahu lantas saya memperoleh cap sebagai sisi orang kampung, terus juga tidak dapat saya menceraikan diri dengan pantun. walau cuma dapat saya curahkan sehari-hari di area fesbuk saya sendiri.

di luar sangkaan, tanggapan dari kontak di sana, senantiasa saja ada, sepanjang berkisar 1 minggu dengan teratur saya menulis pantun, dari yang serius hingga yang amat tidak serius. ini tunjukkan sesungguhnya tetap ada animo bangsa kita pada macam sastra berupa pantun.

Comments (0)

You don't have permission to comment on this page.